Mengatasnamakan Empati Yang Kemudian Terlalu Banyak Ngurusi Urusan Orang Lain, Justru Membuat Urusan Diri Sendiri Terbengkalai.
Ini
kisah nyata dari salah satu klien kami, dia dimata keluarga besarnya
adalah orang yang sangat baik sekali. Setiap saudaranya butuh
bantuannya, ia pasti selalu datang untuk membantunya. Mulai dari jemput
ponakannya pulang sekolah, mengantarkan saudaranya ke RS, membelikan
kebutuhan sehari hari saudaranya, dlsb. Dan itu, terjadi hampir setiap
hari. Meskipun klien kami ini sedang sibuk kerja, tetapi ketika ada
salah satu keluarganya yang menghubunginya untuk segera datang, ia
langsung datang dan meninggalkan pekerjaannya begitu saja.
Lambat
laun waktu berjalan, dan ia hampir tidak menyadarinya jika sikap empati
berlebihnya itu, justru semakin membuat hidupnya sendiri terbengkalai.
Diumur yang sudah memasuki 42 tahun, ia belum memiliki istri, belum
memiliki pekerjaan yang jelas, dan hidupnya hanya untuk mengurusi urusan
urusan orang lain tersebut. Meskipun dengan dalih empati, tetapi jika
keterlaluan seperti ini, tetap saja hasilnya buruk untuk diri sendiri.
Kemudian
hari ini konsultasi dan sekalian untuk terapi kepada kami, di sesi
pertama ketika ia menyampaikan semua keluhannya, langsung kami kasih
solusinya. Yaitu jika ia ingin merubah kualitas hidupnya lebih baik, dan
bisa lebih bahagia, maka harus belajar Egois. Kemudian ia kaget setelah
mendengar solusi dari kami tersebut, karena menurutnya egois itu buruk.
Tetapi faktanya, memang Egois itu dibutuhkan untuk melatih orang -
orang seperti klien kami itu. Dan setelah selesai sesi Hipnoterapinya,
akhirnya ia mengikuti solusi dari kami, mulai sekarang ia akan belajar
untuk egois.
Dari kisah
di atas, bisa kita petik kesimpulan, tidak selamanya empati itu baik,
dan egois itu buruk. Ada kadarnya masing - masing untuk melakukannya,
terlalu berlebih empati juga bisa buruk dan belajar egois juga bisa
baik.
Semoga Bermanfaat.
Terimakasih.
www.pusathipnotissolo.com